Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2009

Ingin lagi mahu...

Saat ini... Dengan nafas ini Dengan nyawa ini Aku ingin.. hanya ingin.. sangat ingin... Berada di situ Di sisi katil rumah sakit Melihat jururawat dan keluarga datang melawat Mengusap air mata dan keringat Menemani kamu dalam rehat Saat ini... Dengan jiwa ini Dengan cinta ini Aku mahu... hanya mahu... sangat mahu Di sisi kamu Bunda...... -kiambang- 30052009 :: Moga bunda lekas sembuh dan bisa pulang ke rumah~

Buat Kamu

Buat kamu yang merasa sendu Langit itu kadangnya tidak biru Bila guruh bertamu dan kilat meluru Mentari pun merungut malu Membawa diri sembunyi di dalam kelambu Buat kamu yang merasa gundah Laut itu tidak selalunya indah Kadang kala ombaknya garang melanda Memukul biduk kecik dan bahtera Meradang, menghempas, merampas harta dan nyawa Dan sang batu di tepian merasa terkesan Tergurik rekah menjadi belahan Buat kamu... Langit biru itu sering dirindu apabila warnanya menjadi kelabu Namun sesudah gemuruh segenap angkasa Dan seantero belantara basah dirimbun hujan Pelangi bakal menapak sua menghibur suram yang ditinggalkan Dan seanjak demi seanjak Mentari bakal kembali dari sembunyi Menyuluh hari...kembali...seri Buat kamu... Laut itu saat tenang menjadi sarang riang pencinta Bergelora merangkul duka manusia dan dikubur di dasarnya Meluah rezeki buat anak nelayan kelaparan Menjadi ilham pelukis dan penyair Merdu suara sang ombak mendamai gusar hati Dan sang batu tidak pernah terdetik mahu la

Jaguh

Semua mahu jadi jaguh Berteriak pekik bikin gaduh Siapa lantang siapa tangguh "Jika aku punya kuasa semua rakyat ku angkat menjadi raja kita hidup satu kata satu jiwa" "Jika aku punya kuasa segala harta ku banjiri pekan dan desa tiada yang papa tiada yang kedana" Birokrat-birokrat bertopeng malaikat Terus-terus melolong sabda-sabda kosong tiada pernah penat Ke tengah kota ke hujung kampung ke laut mahupun darat Riuh berkeroncong penuh gamat Ada juga dalang-dalang keparat Jadi pecacai bodoh lagi taat Pak turut tolong tampal poster pada tiang-tiang lampu di sisi jalan Pak karut tolong lelong polisi di kedai-kedai kopi sambil minum tongkat ali Pak carut tolong maki hina segala pesaing yang tidak separti sekroni Atas nama kemenangan, maruah jadi taruhan Atas nama perubahan, kebenaran jadi lelongan Atas nama kepartian, perpaduan dipersundalkan Mana halal mana haram Berpidato tidak pernah redam Tapi ada suatu-suatu masa bila kuasa menjadi idam Mana halal mana haram Diam.

Perempuan Gila

Memang! ada suatu-suatu masa lewat senja mahupun tika subuh masih muda aku ini rasanya seperti gila perempuan gila yang banyak bicara; banyak tanya; banyak cerita perempuan gila yang menulis di mana-mana perempuan gila yang bikin sajak sajak biasa tiada siapa-siapa sudi baca tiada siapa-siapa faham maknanya ada suatu-suatu masa tika matahari merah menyala mahupun malam gelap membuta aku ini rasanya seperti gila perempuan gila yang berbicara dengan jargon-jargon aneh lagi luar biasa perempuan gila yang menjahilkan manusia dengan saba kata yang tiada makna perempuan gila yang ke mana-mana bersama pena dan buku lakarnya tiada siapa-siapa tahu tiada siapa-siapa mahu memang! memang aku rasa gila sajak-sajak cinta sajak-sajak derita sajak-sajak air mata sajak-sajak kecewa aku perempuan gila yang sengaja bercerita melalui sajak-sajak buta kerana aku tidak mengharap belas dari kamu manusia biar. biar tiada siapa bisa tafsir sebarang makna pada bait kata-kata aku kunci semua rahsia. "mata-

Puisi Kecewa

Keriuk ayam jantan Tidak membangunkan sebuah kematian Jiwa yang mabuk Sudah sebu dengan jeritan Laung tengking pada labirin Redam dihanyut mimpi Semalam sebelum subuh Di atas ambal lusuh Terbaring sekujur tubuh Segunung asa telah terbunuh Bening. Nyaring denting tetap hening Gemiring air mata melebat Taufan naluri amuk nian, gila nian Mana sapu tangan mengusap air mata ini Mana gerangan membujuk hati Bisa onar sabda-sabda cinta Karam di dasar nurani Tiada jampi bisa melarik lagi Beku mestika hati Tiada tergurat saktinya mentari Semu daya dunia Sudah tiada mampu diteguk lagi Indah ukir kencana Hanya pada rupa bukan jiwa Sumur digali terbitnya api Mana dahaga bisa dilampias Syaitan dan malaikat bergilir datang menyaba Menyulam janji dengan benang benci Iseng sendiri, tiada siapa saksi. -kiambang- 20051008 :: kekecewaan itu datang tanpa diundang... lebih ngeri lagi benci, bila datangnya tanpa sebab yang pasti.. cuma yang nyata sekali... hati dapat merasakan.. betapa.. kecewanya jiwa~

Tidur Lena

Bila semalam menjadi esok Sekadar senyum menemani kantuk.... -kiambang- 140509 :: bila apa yang diusahakan menampakkan harapan yang pasti... dalam tidur pun boleh tersenyum

Rahsia Sang Pari-Pari

Jangan pernah tanyakan makna Kerna bicara ini sebuah rahsia Tentang suatu jiwa... Yang sudah tidak punya rasa, tidak punya cinta, tidak punya apa-apa.. tidak punya segala.. Kecuali sebingkis suka duka yang tersisa di cerok jiwa yang disumpah sang masa Ini rahsia sang pari-pari... Mungkin kamu manusia.. sampai bila pun tidak bisa mengerti Aku sang pari-pari Yang kamu seru saat kamu sesat dan hilang, Aku pasti datang...Menghulur sayang mengheret pulang Yang kamu seru saat mata mu degil tidak mahu buka menghadap nyata Kerna kantuk mu lebih punya kuasa Aku pasti datang..Temani kamu sampai kamu rasa lega dan punya tenaga Dan di saat matamu tegar berjaga enggan lena lantaran jiwa diamuk sengsara Aku riba sengsara kamu lalu dodoikan lagu cinta.. Maka tenang kamu lelap mengulit lena Aku sang pari-pari Yang kamu cari saat jiwa kamu diamuk derita diribut resah Saat malam-malam kamu hitam kelam lagi sepi tanpa mimpi-mimpi indah Saat lewat hari kamu merasa sendiri dan tidak punya siapa-siapa di si

Aku dan Dia

Aku bukan dia Mengapa kau banding beza Aku bukan dia Mengapa kau banyak tanya Aku bukan dia Lain cara lain gaya Lain jantina juga Memang tak sama Kalau iras pada lirikan mata Tak sama minda dan kata Aku bukan dia Dia yang kau kenal Aku yang kau tak kenal Tapi aku kenal dia Lebih dari kau kenal dia Maka jangan sebarang kata Terhadap aku atau dia Atau pun pada sesiapa jua Aku tahu dia manusia istimewa Tidak aku mahu menumpang nama Namun sudah kau bertanya Aku hanya berkata 'ya' Aku tahu perihal cintanya Aku lihat lepuh lukanya Maka kau jangan menabur tuba Tuba itu kelak menjadi bisa Memamah kau jua Benar... Aku ingin seperti dirinya Bisa bersuara demi cinta Punya kudrat luar biasa Namun memang tak serupa Apa kan daya Siapa diriku Aku syukur dan terima Tak pernah aku ukur dan hina Begitu juga dia Terima aku seadanya Aku bukan dia Biarpun kami bersaudara Tapi memang tak sama Maka... Jangan banyak tanya... -kiambang- 090408 :: apabila kita bersaudara dengan orang bijaksana mahupun h

Oolong

Sedap Tapi... Rendaman pertama sedikit pahit rasanya Tak mengapa Kucurah sahaja ke tanah Rendam untuk kali kedua Baharulah... Enak rasanya.. Tapi ada yang tak suka Katanya teh hijau lebih sempurna Benarkah? Ada pula katanya asalkan teh semuanya sama sahaja Benarkah? Mungkinlah... Tapi... Oolong ini istimewa Cubalah.. Cuba rasa... Boleh rendam berkali-kali jua.. Satu Dua Tiga Rasanya sudah tiada Kutukar yang baru sahaja... -kiambang- 050408 :: Apakah variasi pemimpin itu sama sperti variasi teh????

Janji itu tiada

kebasahan dirimbuni hujan langkah panjang bagai tak kesampaian Jauh nan jauh dari pandang bersiur rasa bersimpang derita semalam nan jauh terasa dekat esok nan dekat terasa jauh aduhai hati yang luka merana engkau di redup senja apa kejadahnya lamunan duka kau mensia-siakan manusia mentari semakin dalam tenggelam ditelan malam selimutilah kisah semalam jangan hati diamuk suram bayang nan hitam kabutilah sebuah silam mentari sudah hilang yang tinggal hanya malam kecundangan dek kecurangan biar terkafan dalam kenangan kemegahan juga temui kehancuran apa disanjung cerita mereka kan mereka rasai semua Oh diri.. jangan dinanti esok nan tak pasti jangan dirobek semua janji janji hanya membunuh diri dan manusia pastinya mati... -kiambang- 030408 :: kenangan itu sememangnya kekal sifatnya.. tetapi harusnya tidak terus memburu hidup, sebaliknya mengajar erti hari esok~

Bin_gung

Bila aku rindu Diri pula terasa malu Bila aku sendu Masa yang ada ku biar berlalu Bicara ku kelu Sekadar jiwa berlagu sayu Remuk rapuh cinta semalam Kian lama kian suram Apa mungkin menjadi kelam Dihimpit malam diamuk dendam Jangan kau hilang Aduhai sayang.... -kiambang- 13032009 :: bercampur rasa... ingin ku adu pada si Dia... alangkah kerdilnya aku.. Oh Tuhan~

Aduhai Cinta

Bila cinta bersuara Kesukma ditanya Kemana harus dibawa Hati yang berbunga Kuncup kembangnya menjadi rahsia Aduhai cinta... Bukan manusia menentukan letaknya Bukan pandangan menentukan gerangan Bukan keramat menentukan saat Bukan sukma menentukan tema Aduhai cinta... Bila ke tuhan disandarkan cerita Bila ke tuhan direbahkan rahsia Hujungnya tiada kecewa Bertemu jua kumbang dan bunga Menjalin cinta di lembayung Yang Esa Aduhai cinta... Kasih bukan sekadar nama Cinta bukan sekadar suara Hanya yang mengerti bisa dimengertikan. -kiambang- 04022009 :: puisi ini adalah sejambak hadiah perkahiwinan untuk seorang teman.. moga beliau bahagia melayari alam rumah tangganya~

Pandanglah...

Masih punya masa kamu? Bersenda tawa bersorak suka... Masih punya masa kamu? Melompat girang menari riang... Masih punya rasa kamu? Malakar cinta bercanda asmara Masih punya rasa kamu? Menyanyi puja idola sukma Mata kamu, buta? Telinga kamu, tuli? Lidah kamu, tiada? Hati kamu, mati? Akal kamu di mana? Aduh sayang... Tenunglah... Darah terperah, kepala pecah, badan bersepah, isi terlapah Aduh sayang... Pandanglah.. -kiambang- 180109 :: Gaza... apakah kita sekadar melihat saja???

Jangan

Bukan tak suka Tapi tak boleh Bukan tak mampu Tapi aku malu Bukan benci Tapi aku tak sudi Bukan marah Tapi aku tak salah Beginilah Sudah..sudah..sudah Jangan bicara belakang Aku bisa dengar Jangan maki hadapan Aku bisa lawan Hidup jangan bercakaran Ingat tuhan Kawan tetap kawan Tak mungkin jadi lawan Cuma akrabnya ada batasan Ukurlah guna Iman Sekian... -kiambang- dec 08

Abang

Kasih tak pernah padam, Cinta tak pernah kelam. Jauh engkau pergi Hatimu tetap serupa Kapan kau kembali Ku yakin tetap sama Kendati apapun galang gantinya Kasih tak dagang Cinta tak kecundang Biar remuk repuh tulang belulang Cintamu takkan hilang Biar mengah lelah urat saraf Kasih terus dijulang Biar hancur lebur hati Cinta dan Kasih terus gemilang. Tiba disambut derita Kelibat tak menancap sebarang mata Dentum dentam kau bercerita Tentang cinta Maka berolehlah sebuah nama Pergi diiring tawa Pergi diiring airmata Diizin tuhan kau kan kembali Kembali bercerita tentang cinta. Pedulikan tentang mereka. Kasih tak pernah padam, Cinta tak pernah kelam. -kiambang- 071208

Panglima Helang

Tersebut al-kisah seorang panglima Masyur bukan kerana pencak Namun luhur budi dan akhlak Panglima berguru tak pernah jemu Segala buah mahirlah sudah Tingkah berpencak pantang dipatah Langkah diatur bagai berhujjah Keris dihunus membelah daratan Namun ke tanah kakinya terkapan Mula panglima menyimpan anganan Ingin terbang mencapai awangan Setelah berakhir suatu pertapaan Maka panglima mencapai kemahiran Tengkolok dipakai segak Bengkung dililit kemas Keris dilayur dupa Maka terbanglah panglima Terbang ke angkasaraya Kini panglima bersama helang Di langit biru melayang-layang Sayup-sayup dipandang Terkadang hilang dilindung awan Terkadang terang disuluh mentari Terbang panglima terbang Namun jangan lupa menoleh belakang Ada citra harus kau kenang Agar sayapmu tidak pincang Terbang panglima terbang Jangan sanpai gugur keris di pinggang Kelak kau hanya seekor helang Tiada senjata hendak dijulang Terbang panglima terbang Pastikan tengkolok bengkung sel

Seni+Bina

Tak semudah yang kau sangka Bila bermula Terkerahlah segala jentera Meregang segenap otot anggota Memereah setiap saraf minda Tak semudah yang kau sangka Itu tak kena, ini tak kena Aku suka, kau tak suka Kau suka, aku tak suka Tak semudah yang kau sangka Malam-malam tak lena Mata ternganga Tangan bekerja Sekalipun tubuh tak bermaya Tak semudah yang kau sangka Bila di penghujungnya Bukan berakhir selamanya Namun untuk seketika Aku bisa lena Kau suka atau tak suka Aku tutup cerita. -kiambang- Melb 08

Kurnia

Celik mata disapa suria Sekalung usia merangkak dewasa Kelak esok dan esok yang menjelma Maka dewasa menjadi tua Ini fitrah kita Namun bukan janji pasti setiap jiwa Kerana esok yang menjelma Bukan milik kita Hari ini yang diberi nyawa Bukan milik kita Semalam yang mencoret cerita Bukan milik kita Setiap jiwa ada tarikhnya Persis segala perkara ada luputnya Seawal jiwa dberi nyawa Semurni janji didepan pencipta Seluhur bersih saat nafas pertama Seredup cinta si bonda Ruh dan jasad bersatu mula jejak pertama Jejak ke sebuah dunia Ahh.. dalamnya ada pelbagai perkara Indahnya sementara Namun kita manusia Sering lupa dan tergoda Bergolak dengan dosa pahala Diiring sedar dan lupa Benar…kita hanya manusia Tapi kita didunia, bertamu sahaja Itu jangan kita lupa Sekalipun kita pelupa Jiwa akan kembali ke penciptanya Ditimbang amal seusia nyawa Tiket ke syurga mahal harganya Maka usia janga dipersia Syukur pada sehari usia yang ada Esok tidak tahu bagaimana Usia itu kurnia Kelak bakal ditanya Mog

Penat

Sesat di rimba penuh ranjau Janggal pada redup semuanya hijau Rindu pada lampu kota berkilau-kilau Bosan, benci, sakit hati bagai nak keriau Kejut budaya rimba Asing, lebih dari sumbang si kera Memang rasa diri sebatang kara "Ah! Ini hanya mula" Tamatnya entah bagaimana Sedang yang dirasa hanya seksa Pohon besar, akarnya menjalar-jalar bak ular Biar batang boleh dibuat bersandar Tapi tersadung lalu bercalar-balar Aduh! Pedihnya bagai dikelar-kelar Bedebah! Mau saja ditebang dan dibakar "Sabar! Sabar!" Bila matahari tenggelam Malam pastinya hitam Datanglah nyamuk menerkam Mujur bukan harimau membaham Kaki lenguh, urat terseliuh Sesaat mengeluh Sesaat mengaduh Badan hanyir bau peluh Sudah, jangan nak mencemuh Tunggu saja menjelang subuh Ada cahaya dapat menyuluh -kiambang- ’22092007- 11 Ram 1428, Melbourne

Ayah

Malam-malam yang kelam Degil mata tidak mahu pejam Dipasak anak mata pada atap berwarna suram Direnung dinding kayu berselumbar tajam Ditatap almari kelabu bercorak hitam Dibolak balik badan di atas tilam Ayah masih berjaga di larut malam Semalam, ayah melakar sebuah kisah Sekajang memoir bertinta darah Seraut perjuangan menjadi sejarah Namun, sejarah itu menjadi khazanah Tersimpan di cerok rumah Terkambus dan tetimbus dek tanah Tanpa cangkul di tangan Ayah mengali semula kenangan Berputar ligat di enjin fikiran Menyelak helai-helai perjuangan Merungkai simpul-simpul pengorbanan Mengusap luka-luka yang terkesan Bukti cinta yang tak dimengertikan Pada lewat usia meniti senja Ayah menyaksi negara merdeka Dari sebangsa kini tiga warna Dari berbasikal kini berkereta Dari tanah merah kini jalan raya Dari rumah papan kini berbatu bata Ayah kerut dahi tertanya-tanya Apa ini benar-benar kita? Pada lewat usia meniti senja Ayah menyaksi anak-anak mendewasa Dari dungu menjadi cikgu Dari serba kur

Rindu

Rindu ini luar biasa Sendat menyesak dada Rindu ini luar biasa Hadirnya dengan cinta Rindu ini luar biasa Syadunya segenap ruang jiwa Rindu ini luar biasa Bukan sekadar sedetik rasa Rindu ini pada Tuhanku Yang pernah ku menjauh suatu ketika dahulu Rindu ini pada Tuhanku Yang bicaranya menusuk kalbuku Rindu ini pada Tuhanku Yang kurniaNya tiada jemu Rindu ini pada Tuhanku Yang akhirnya akan menjemputku -kiambang- MELB ‘07

Ketukan

Diketuk kamar hati.... Dari jendela rasa Ku intai wajah tamu Kamu rupanya Mengapa kamu datang? Hadirmu tiada aku undang Aku larikan renung Dari wajah kamu yang mendung Tidak aku tidak, mahu memandang Tapi mengapa? Mengapa di hati wajah terbayang? Diketuk kamar hati... Tidak aku tidak, buka pintunya lagi Kerana bersama kamu, tiada hadir pasti Bahawa seruang kecil hati ini Bisa kamu miliki. -kiambang- 06082008 :: Sebuah puisi lama, ketemu dalam nota...