Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2009

ajari aku menari

intaian dari jendela seni tampak wajah penuh misteri seperti mirat cinta yang retak berbirat luka nan sebak namun masih anggun dibias cahaya kilau tetap memukau mata tak terpaling tatap pada redup mata dihadap pada indah tari dirai pada lunak suara menyanyi apa azimat dilempar hingga nurani diamuk gentar ......... jendela terkuak sejengkal merangkak seanjak menapak ke pentas seni ingin turut menari kendati janggal kaki berdiri .......... menemani, adakah sudi? kiambang 23062007 :: alam seni... aku orang baru.. baru mula, belum tahu, lambat reti... namun tidak ingin terus di lembah ini.. puncak ingin ku daki... seni aspirasi diri... ajari aku siapa yang sudi~

aku yang rindu

apa khabar bangsaku sayup suara kau lagukan bernada sayu apa berita gembira dicanang hanya palsu gembar-gembur anakmu menjadi wira melayu apa semua hanya tokong batu sekadar gah untuk sejeda waktu lalu dikubur di dalam kuil berdebu dari intaian rindu aku menatap redup wajahmu mamanggil ratap pada belikat cita-cita yang ranap dipendam mimpi menjadi misteri menjelma karutan mistik nan ngeri tamadun menua tanpa jiwa ruhmu koma dalam dakapan masa tinggal jasad kosong tiada makna keris sakti sekadar pusaka tersisip rapi tiada gunanya pundak mu tegak tak mampu berpencak wajahmu mu segak tingkahmu tidak bijak suara mu lunak lagumu tidak enak ke mana gah keramat dicampak mengapa sumpah tidak ditebak gemiring air matamu tak terseka mengapa dibiar laknat menyiksa sedang kau punya asa dan daya menyeru pulang ruhmu nan mulia pangku wajahmu nan layu tak ke puncak ratapmu itu andai ayun langkah tidak menyatu bangsaku teriakmu biar gentar beribu batu khidmatmu biar ke segenap benua bertamu namun jang

Hujan diam

hujan diam menyanyi di labirin hati rintik merintis sayu dan rindu membawa aku terkenang kamu dalam lamunan tampak balam kamu hadir dengan senyum amat dalam sedalam rahsia yang kamu kunci semalam tidak bisa aku selam tidak bisa aku faham hujan diam terus menari berlantaikan atap usang di mana pernah kita bertandang bersama mengira bintang dan aku pernah berkata "kejora kerdil itu adalah aku, purnama gah itu kamu" kerna kamu akan sunyi tanpa aku tetapi aku tidak bisa sinar tanpa kamu hujan diam dinginnya kejam membekukan citra yang baru mula membunuh lagu dan irama yang aku dan kamu nyanyikan bersama membawa kamu kabut di balik awan tiada terintai pada penglihatan mungkin jua hujan diam ini selamanya tetapi mentari semalam masih aku simpan sinarnya. -kiambang- 16062009 :: persahabatan, nilainya lebih dari sebuah kenangan...

tiada tajuk

sebuah kedai kopi di tengah pekan kita canda segala cerita dan kenangan pabila esok mata sudah tiada bertatapan dan tangan tiada lagi bertautan di situ kita putarkan selayar ingatan... -kiambang- 01062009 :: baru pulang bercandaan di kedai kopi.... :)