Skip to main content

Aku dan Dia

Aku bukan dia
Mengapa kau banding beza
Aku bukan dia
Mengapa kau banyak tanya

Aku bukan dia
Lain cara lain gaya
Lain jantina juga
Memang tak sama
Kalau iras pada lirikan mata
Tak sama minda dan kata

Aku bukan dia
Dia yang kau kenal
Aku yang kau tak kenal
Tapi aku kenal dia
Lebih dari kau kenal dia

Maka jangan sebarang kata
Terhadap aku atau dia
Atau pun pada sesiapa jua

Aku tahu dia manusia istimewa
Tidak aku mahu menumpang nama
Namun sudah kau bertanya
Aku hanya berkata 'ya'

Aku tahu perihal cintanya
Aku lihat lepuh lukanya
Maka kau jangan menabur tuba
Tuba itu kelak menjadi bisa
Memamah kau jua

Benar...
Aku ingin seperti dirinya
Bisa bersuara demi cinta
Punya kudrat luar biasa
Namun memang tak serupa
Apa kan daya

Siapa diriku
Aku syukur dan terima
Tak pernah aku ukur dan hina
Begitu juga dia
Terima aku seadanya

Aku bukan dia
Biarpun kami bersaudara
Tapi memang tak sama
Maka...
Jangan banyak tanya...

-kiambang-
090408

:: apabila kita bersaudara dengan orang bijaksana mahupun hebat jiwanya... kita sering dibandingbedakan.. sedangkan, pada setiap penciptaan manusia itu ada keunikan masing-masing~

Comments

Popular posts from this blog

Ayah

Malam-malam yang kelam Degil mata tidak mahu pejam Dipasak anak mata pada atap berwarna suram Direnung dinding kayu berselumbar tajam Ditatap almari kelabu bercorak hitam Dibolak balik badan di atas tilam Ayah masih berjaga di larut malam Semalam, ayah melakar sebuah kisah Sekajang memoir bertinta darah Seraut perjuangan menjadi sejarah Namun, sejarah itu menjadi khazanah Tersimpan di cerok rumah Terkambus dan tetimbus dek tanah Tanpa cangkul di tangan Ayah mengali semula kenangan Berputar ligat di enjin fikiran Menyelak helai-helai perjuangan Merungkai simpul-simpul pengorbanan Mengusap luka-luka yang terkesan Bukti cinta yang tak dimengertikan Pada lewat usia meniti senja Ayah menyaksi negara merdeka Dari sebangsa kini tiga warna Dari berbasikal kini berkereta Dari tanah merah kini jalan raya Dari rumah papan kini berbatu bata Ayah kerut dahi tertanya-tanya Apa ini benar-benar kita? Pada lewat usia meniti senja Ayah menyaksi anak-anak mendewasa Dari dungu menjadi cikgu Dari serba kur

The Day I Thought I Liked You (Love in Laugh and Loo)

The day I thought I liked you All the tweak and twist at the corner of your face seemed like a smile to me The actual profuse smiles of yours, were like stars that rained upon me Your eyes twinkled like glitters from a fairy’s wand, waving sending me spinning in a galaxy of a romantic hope Hope and belief, that I liked you The day I thought I liked you Your laughter sounded like rhythm of the ocean waves Full of energy from an orgy of the marine life dancing in carousel at the deep of your soul Your boisterous mirth in the loudness of a masculine voice tickled me like a mermaid’s hand carousing a harp made of wind howl then I laughed with you and thought I really liked you The day I thought I liked you Your sorrow was painful but beautiful Every crack in your voice when you spoke of your sadness was like the thumping sound of an angry angel’s singing, sending a throbbing shock to my heart, grasping with

Ketukan

Diketuk kamar hati.... Dari jendela rasa Ku intai wajah tamu Kamu rupanya Mengapa kamu datang? Hadirmu tiada aku undang Aku larikan renung Dari wajah kamu yang mendung Tidak aku tidak, mahu memandang Tapi mengapa? Mengapa di hati wajah terbayang? Diketuk kamar hati... Tidak aku tidak, buka pintunya lagi Kerana bersama kamu, tiada hadir pasti Bahawa seruang kecil hati ini Bisa kamu miliki. -kiambang- 06082008 :: Sebuah puisi lama, ketemu dalam nota...