Skip to main content

Posts

Maaf

masih aku simpan cerita itu di dalam kotak hitam di bawah tilam masih aku simpan senyum itu di dalam bekas emas berbalut kertas masih aku simpan suara itu di dalam balang kaca di atas meja cuma, aku pura-pura lupa           pura-pura suka           pura-pura senja           pura-pura buta cuma aku... mata aku lagi buru mencari kamu saat pandang tiada  tamu labirin aku lagi sepi mahu dengar bisik hatimu hati aku lagi rindu saat senyummu menjadi beku cuma... lidah aku lagi kelu... tidak bisa bertanya... teman, bagaimana harimu? maka, maafkan aku... -kiambang- 06092009 ::moga ramadhan mu lebih sempurna.... dan moga diam tidak memadamkan ukhwah yg semakin matang usianya..moga ada maaf untukku yg tidak bisa sempurna tingkah dan cara...::

Kambing

hei kamu matahari terang hari sudah siang "aku tak peduli" hei kamu ternganga sudah pintu kandang kambing nanti hilang "aku tak peduli" hei kamu kambing meliar ke rumah jiran kelak dimamah segala tanaman "aku tak peduli" hei kamu datang mengadu Pak Samat bunga kertas diragut lumat "aku tak peduli" hei kamu sudah petang kambing belum pulang "aku tak peduli" hei kamu awan hitam, langit kelam mungkin hujan nanti malam "aku tak peduli" hei kamu malam sudah lewat hujan amat lebat "aku tak peduli" hei kamu pergi mati aku benci "......................." kiambang 14082009

Ai ling

diinspirasikan daripada irama ini: Ai ling anak cina tanjung pinang merenung langit petang menanti baba pulang Ai ling anak cina rambut bertocang bermain seorang dengan patung hitam arang dan basikal usang yang sebentar tadi, baba bawa pulang Ai ling ke dapur menolong niang meniup dapur kayu muka hitam penuh abu dibersih di air lalu pipi itu kembali gebu Ai ling mahu ke sekolah mahu belajar kira-kira bila besar, duit berjuta Ai ling mahu punya mahu beri pada niang, mahu beri pada baba basikal baba mahu Ai ling tukar kereta Ai ling punya ramai kawan mereka semua orang pekan kotak pensil boleh ditekan-tekan bukan kain jahitan seperti yang Ai ling punya beg mereka bukan sekadar jenama Swan bukan juga berhias tampalan seperti yang Ai ling punya Ai ling di suatu ruang di pasar tani semeja sayur Ai ling jagai datang Mak Limah, Mak Senah, Mak Biah dan Pak Ali membeli, Ai ling menjumlah sepantas kuda lari Ai ling sering dipuji, anak bijak kata mereka anak cina, maka dia pandai kira-kira Ai lin...

ajari aku menari

intaian dari jendela seni tampak wajah penuh misteri seperti mirat cinta yang retak berbirat luka nan sebak namun masih anggun dibias cahaya kilau tetap memukau mata tak terpaling tatap pada redup mata dihadap pada indah tari dirai pada lunak suara menyanyi apa azimat dilempar hingga nurani diamuk gentar ......... jendela terkuak sejengkal merangkak seanjak menapak ke pentas seni ingin turut menari kendati janggal kaki berdiri .......... menemani, adakah sudi? kiambang 23062007 :: alam seni... aku orang baru.. baru mula, belum tahu, lambat reti... namun tidak ingin terus di lembah ini.. puncak ingin ku daki... seni aspirasi diri... ajari aku siapa yang sudi~

aku yang rindu

apa khabar bangsaku sayup suara kau lagukan bernada sayu apa berita gembira dicanang hanya palsu gembar-gembur anakmu menjadi wira melayu apa semua hanya tokong batu sekadar gah untuk sejeda waktu lalu dikubur di dalam kuil berdebu dari intaian rindu aku menatap redup wajahmu mamanggil ratap pada belikat cita-cita yang ranap dipendam mimpi menjadi misteri menjelma karutan mistik nan ngeri tamadun menua tanpa jiwa ruhmu koma dalam dakapan masa tinggal jasad kosong tiada makna keris sakti sekadar pusaka tersisip rapi tiada gunanya pundak mu tegak tak mampu berpencak wajahmu mu segak tingkahmu tidak bijak suara mu lunak lagumu tidak enak ke mana gah keramat dicampak mengapa sumpah tidak ditebak gemiring air matamu tak terseka mengapa dibiar laknat menyiksa sedang kau punya asa dan daya menyeru pulang ruhmu nan mulia pangku wajahmu nan layu tak ke puncak ratapmu itu andai ayun langkah tidak menyatu bangsaku teriakmu biar gentar beribu batu khidmatmu biar ke segenap benua bertamu namun jang...

Hujan diam

hujan diam menyanyi di labirin hati rintik merintis sayu dan rindu membawa aku terkenang kamu dalam lamunan tampak balam kamu hadir dengan senyum amat dalam sedalam rahsia yang kamu kunci semalam tidak bisa aku selam tidak bisa aku faham hujan diam terus menari berlantaikan atap usang di mana pernah kita bertandang bersama mengira bintang dan aku pernah berkata "kejora kerdil itu adalah aku, purnama gah itu kamu" kerna kamu akan sunyi tanpa aku tetapi aku tidak bisa sinar tanpa kamu hujan diam dinginnya kejam membekukan citra yang baru mula membunuh lagu dan irama yang aku dan kamu nyanyikan bersama membawa kamu kabut di balik awan tiada terintai pada penglihatan mungkin jua hujan diam ini selamanya tetapi mentari semalam masih aku simpan sinarnya. -kiambang- 16062009 :: persahabatan, nilainya lebih dari sebuah kenangan...

tiada tajuk

sebuah kedai kopi di tengah pekan kita canda segala cerita dan kenangan pabila esok mata sudah tiada bertatapan dan tangan tiada lagi bertautan di situ kita putarkan selayar ingatan... -kiambang- 01062009 :: baru pulang bercandaan di kedai kopi.... :)