Aku baca kembali bicara semalam pada nada yang beza Lama sudah aku tidak menulis dengan rima yang jujur dari dada Bahasa ibunda, biasa tapi mesra. Orang bilang menulis rima bahasa mudah, a, a, a, a, a, rimanya akan ada ah mana sama, yang bermakna dan yang tiada kan makna puisi itu pada pembaca bukan penulisnya. Ini pula bukan puisi, bukan juga hanya rima Ya, suka itu pada rima, seperti sukanya aku pada rupa kamu tapi cinta hadir pada cerita, seperti cintanya aku pada jiwa kamu Cerita berbeza, perempuan gila yang sama, memang selalu begitu Tenggelam timbul, kadang lantang, kadang malu Entah apa yang dia mahu. Sukar sebenarnya menjadi perempuan dewasa Harus lembut bagai tari jangan sampai dihenyak kepala di kaki Harus indah pada rupa jangan pula itu sahaja yang ada, bahasa entah ke mana Harus berilmu bagai tok guru baharu layak menjadi ibu, tapi terlebih tahu dibenci selalu Harus mahir dapur, tahu mengampai jemur, tapi hebat bertukang tak siapa julang. Harus begitu h...