berjalan jenuh langkah rapuh tawa pun membunuh aku di sini dengan secangkir kopi dingin kurang gula kurang rasa menghendap manusia dari balik jendela kamar separuh usia di celah rakusnya asmara setetes setia pun tidak ada diamukan bait cinta bertebaran rembesan dusta berlari dengan langkah mati setempat ke mana pun tak pergi mencuba menggapai rasa terlupa hati itu tiada apa rasa yang masih bersisa apa manusia hanya nyawa berkelana di bawah purnama mata buta, tongkat pula tiada deria maha dusta, minda hanya gila hah! keluh sesesat kembara kita ini sebenarnya apa debunga ditari pawana berterbangan entah ke mana atau sejenazah kiambang di telaga kontang belakang agam usang rata-rata terus merayap ingin terbang tak punya sayap bukanlah bengap tapi langitnya terlalu rapat meranap lalu akal pun terperap sememangnya, akhirnya... bodoh sanggap bodoh segenap! kata dengan rima di balik jendela menyundal bahasa adab bicara bukan aku mempersenda manusia sedang aku tidak tahu manusia itu ap...