Skip to main content

Tuhan

Tuhan, dalam sedar aku ingkar. Berkhayalkan kayangan saat langkah tempang dipersimpangan. Keluh kesah dalam hujan rahmat Mu yang mencurah… Mata yang ada, ku pandang lelah hamparan hidayah. Rakus ku damba nikmat dunia memperhamba, Oh alangkah hina. Lari aku saat Kau mampiri. Pabila tersaruk langkah berduri, baru Engkau ku cari. Saban aku menagih simpati dan dimengerti sedang pengertian itu dari mu Ilahi, Pencipta segala di langit dan di bumi.

Tuhan, aku khianati diri. Membiar taubat tertunda lewat… Mendekat nafsu yang melaknat. Tidak aku terdaya melawan melainkan dengan kekuatan dari Mu Tuhan… Aku pohon Oh Tuhan, seagung keampunan… aku yang dipersimpangan, antara kemahuan dan ketaatan… antara syaitan dan iman.

Tuhan, esok yang samar ku nanti tak sabar, sedang mungkin di senja ini maut menyambar. Ku nanti masa yang terindah untuk kembali sujud menyembah, sedang masa itu, milikMu ya Allah…

Tuhan, aku lelah pada setapak langkah yang baru mula… Aku tewas pada madah pujangga bersandiwara… Aku mengharap mimpi bertandang ke realiti dalam keadaan aku tercari-cari mana singgah untuk seketika ku berhenti, melepas lelah di sudut hati.

Tuhan, aku mendahulu dunia dalam cinta. Memikirkan menang di persada sorak manusia dan lupa janji indah singgahsana syurga. Pabila yang seangkatan menjadi saingan, aku sungguh rasa kehilangan… sungguh oh Tuhan, setiap percaturan pada Mu terebah ketentuan. Tangan yang hampir bertautan menolak aku keseberangan, agar dipaut dahan yang tak kesampaian… Aku serahkan pada mu Tuhan, mana gerangan untuk ku berteman…

Tuhan, aku yang kejauhan… memohan kasih Mu… Aku yang kelelahan… Jangan Kau serahkan diriku kepada diriku, nescaya aku tidak mampu menguruskannya, dan jangan kau serahkan aku kepada orang lain, nescaya mereka akan mengabaikan ku...

Tuhan, dengarkan… rintihan aku yang kelalain… Sungguh, kau Maha Mendengar lagi Mengetahui.

Comments

  1. aku yang kejauhan... sendirian terabai.. sendirian terleka... dengan gelumang gemar manusia.. dalam dunia sementara...

    aku yang kejauhan, sangat mudah terlupa, dan sangat hina.


    terima kasih kerana berkongsi~

    ReplyDelete
  2. kita semua ada masanya lalai.. namun tuhan masih sayang kerana memberi kesedaran... berkongsi dari hati yang sendiri masih terbuai ke sana ke mari... :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

To Erthe

A promise was made here to a man thousands miles yonder my monotonous ode to him goes unsung in the wind A handful of hopes is hard to cope A brimming love fits like a glove Head and heart finally concurred These hands shall eventually join I chose him, for the same reason Luna chooses Erthe, and stays O thee, my centre of gravity A Divine decreed, oh! what a wonder! Accept me in darkness, see me clearer I shall be around, till heaven asunder. ................................................... My nerves are all jittery My eyes are watery Oh! Am I crying or indeed laughing Is this not what I've been wanting

Ayah

  Ayah, Begitu mudah, Memanggil mu, suatu ketika itu. Di situ, setia menunggu, anak mu Bercerita, bercoleteh bagaikan tok guru Tersenyum, gurau mu mencuit hati ibu.   Ayah, Dalam semalam, Ada dendam yang tidak pernah padam Saat tangan mu ku genggam Melafazkan kata seberat alam Melihat mata mu terpejam   Ayah, Begitu sepi, Panggilan itu, saat ini. Tiada lagi yang menanti, Tiada lagi yang mengerti, Kau telah pergi Ke negeri abadi.   Ayah, Pergi mu mudah Pusara mu indah Pada nisan tidak bernama Pohon melur mekar berbunga Ku panjatkan doa Agar disana, Luas taman mu, Indah perhiasan mu, Aman pendamping mu Tenang lah rohmu, Sedang kami, didakap rindu.   Hingga kita bertemu lagi, Di bawah rahmat Ilahi.     Salam Akhir Ramadhan 1443 Hijrah

A Straw Poem

In my spare times, I used to draw My favorite would always be portraiture Of faces I wish to remember of teachers, friends and lovers. In my busy times, I would still draw. But lately... whenever I put my pencil to paper It turns into a straw and the paper mellow to water White and pure than never. The more I gaze into it, the clearer is the color It doesn’t ripple but begins to sparkle. And, instead of me sucking for a drink The water seems to expand at the brink Rising like tides in the evening of the tsunami Swallowing me into, instead of just water, now a sea With my tongue and my hand I taste the salt and the sand Though my feet, I don’t know where they land. I know it’s real. It is real. And, the ocean breathes life to a figure Who wears a face I used to draw How I remember every curve and feature Softer than flower, Stronger than power Afar like history, Intimate like memory. All at once, tears dance in the pool of my eyes ...